Senin, 16 Januari 2012

POLA PERMUKIMAN


POLA PERMUKIMAN

Pengertian Pola Permukiman
Secara etimologis pola permukiman berasal dari dua kaca pola dan permukiman. Pola (pattern) dapat diartikan sebagai susunan struktural, gambar, corak, kombinasi sifat kecenderungan membentuk sesuatu yang taat asas dan bersifat khas (Depdikbud, 1988), dan dapat pula diartikan sebagai benda yang tersusun menurut sistem tertentu mengikuti kecenderungan bentuk tertentu. Pengertian ini tampaknya hampir mirip dengan pengertian model, atau susunan sesuatu benda. Pengertian pola, permukiman (settlement patterns) Bering dirancukan dengan pengertian pola persebaran permukiman (distribution patterns of settlement). Dua pengertian tersebut pada dasarnya sangat berbeda, terutama jika ditinjau dari aspek bahasannya (Yunus, 1989).

1) Bahasan pola permukiman perlu diperhatikan dari tinjauan individual permukiman atau dari tinjauan kelompok permukiman.
a. Tinjauan pola permukiman dari segi individual, lebih mengarah kepada bahasan bentuk-bentuk permukiman secara individual, sehingga, dapat dibedakan dalam kategori pola permukiman bentuk memanjang, pola permukiman bentuk melingkar, pola permukiman bentuk persegi panjang, pola permukiman bentuk kubus. Setup kategori pola permukiman masih dapat diturunkan lagi ke sub kategori lebih rinci misalnya pola permukiman memanjang sungai, memanjang jalan, memanjang garis pantai, dan seterusnya
b. Tinjauan pola permukiman dari aspek kelompok lebih mengarah kepada bahasan sifat persebaran dari individu-individu permukiman dalam satu kelompok. Oleh karenanya dari sifat persebaran tersebut dapat dibedakan kedalam kategori pola persebaran permukiman secara umum yakni pola menyebar dan pola mengelompok. Analog dengan pola bentuk permukiman, setup kategori pola persebaran permukiman masih dapat diturunkan lagi ke sub kategori lebih rinci misalnya pola persebaran permukiman menyebar teratur, menyebar tidak teratur, mengelompok teratur dan tidak teratur dan seterusnya‑
2) Pola persebaran permukiman membahas sifat persebaran kelompok permukiman sebagai satu satuan (unit) permukiman, juga dapat dibedakan menjadi dua kategori.
Tinjauan pola persebaran permukiman dari aspek bentuk persebaran kelompok permukiman, sehingga dapat dibedakan pola persebaran kelompok permukiman memanjang pola persebaran kelompok permukiman melingkar, pola persebaran kelompok permukiman sejajar, pola persebaran kelompok permukiman bujur sangkar, pola persebaran kelompok permukiman kubus. Setiap kategori pola, persebaran kelompok permukiman masih dapat diturunkan lagi ke sub kategori Iebih rinci.

Tinjauan pola persebaran kelompok permukiman dari aspek sifat persebaran dari kelompok-kelompok permukiman, sehingga dapat dibedakan pola persebaran kelompok permukiman menyebar, dan pola persebaran kelompok permukiman memusat atau mengelompok. Setiap kategori pola persebaran kelompok permukiman tersebut juga masih dapat diturunkan lagi ke sub kategori lebih rinci.
Pengertian pola permukiman dan persebaran (dispersion) permukiman mempunyai hubungan yang erat. Persebaran permukiman membicarakan hal dimana terdapat permukiman dan dimana tidak terdapat permukiman di suatu daerah.
permukiman
Dengan kata lain persebaran permukiman berbicara tentang lokasi permukiman. Disamping itu juga membahas cara terjadinya persebaran permukiman, serta fakto-faktor yang berpengaruh terhadap persebaran tersebut- Pola permukiman membicarakan sifat dari persebaran permukiman tersebut. Dengan kata lain pola permukiman secara umum merupakan susunan sifat persebaran permukiman dan sifat hubungan antara faktor-fektor yang menentukan terjadinya sifat persebaran permukiman tersebut,
Pengertian pola, permukiman di atas berbeda dengan pengertian pola pemukiman yang banyak menyangkut tentang berbagai tipe atau corak cara memindahkan penduduk dari daerah satu ke daerah lain. Sebagai contoh nyata adalah
program transmigrasi, yang kegiatannya mencakup proses pemindahan dari permukiman asal ke permukiman baru. Dalam cara memindahkan penduduk tersebut menggunakan berbagai cara yang akan membentuk pola-pola tertentu. Beberapa buku acuan hasil penulisan mengenai pokok-pokok pemukiman membahas tentang pola-pola pemukiman di negara-negara Asia Tenggara, yang membicarakan cara-cara pemin­dahan penduduk, tipe-tipe pelaksanaan, kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan
ijakan
cara tersebut (McAndrews, 1984). Pembicaraan pola pemukiman mempunyai pokok pembahasan yang berbeda dari pokok pembahasan pola permukiman. Namun demikian, terdapat kesamaan, yakni obyeknya tempat tinggal dan penduduk. Sesuai dengan tujuan pembahasan uraian selanjutnya ditekankan pada pola persebaran permukiman, dengan beberapa variasinya, serta beberapa faktor yang menentukan.
Variasi Pola Permukiman
Persebaran permukiman bersifat menentukan terhadap keanekaan pola permukiman. Persebaran-dari - aspek kepadatan bervariasi (jumlah luas permukiman dibagi jumlah luas wilayah dimana permukiman itu berada) dari sangat jarang hingga
1 dilihat dari segi dispersi, padat. Bila dill segi I i, dapat dibedakan menjadi mengelompok dan menyebar. Tinjauan lain dapat dilihat dari segi keteraturan persebaran, yakni teratur, dan tidak teratur. Beberapa pendapat tentang variasi pola permukiman dari pelbagai penulis dapat ditunjukkan sebagai berikut.
Hudson (1970) membedakan secara garis besar antara 1) pola permukiman mengelompok, dengan 2) pola permukiman menyebar. Pola persebaran permukiman mengelompok tersusun dari dusun-dusun atau bangunan-bangunan rumah yang lebih kompak dengan jarak tertentu, sedangkan pola persebaran permukiman menyebar terdiri dari dusun-dusun dan atau bangunan-bangunan rumah yang tersebar dengan jarak tidak­tertentu. Thorpe (1964) mengemukakan bahwa konsep dasar pola permukiman hanya terdapat dua tipe yang berbeda yang mendasarkan pada kenampakan yang bervariasi dari sangat tegas, yakni tipe pola memusat dengan tipe pola menyebar. Namun, dalam penjelasannya, bahwa perbedaan pola permukiman tersebut hanya dapat dipergunakan untuk pengelompokkan bangunan rumah sebagai permukiman atau tempat tinggal.
Pembagian pola permukiman menjadi due seperti itu juga dikemukakan oleh Van der Zee (1979) yang membedakan antara pola permukiman tersebar, dengan pola permukiman mengelompok. Namun, dibedakan pula antar pola permukiman tunggal, dengan pola permukiman ganda yang mengelompok Dijelaskan bahwa pembahasan pola permukiman itu tidak dapat dilepaskan dari pembahasan persebaran permukiman serta letak dan situasinya. Pembagian pola tersebut, ternyata sedikit berbeda dari pembedaan pola permukiman yang dikemukakan Singh (1969)
saja Rambali Singh menggunakan istilah tipe permukiman. Atas dasar persebarannya permukiman dibedakan menjadi tiga tipe atau pola, yaitu 1) pola permukiman mengelompok, 2) permukiman semi mengelompok, dan pola permukiman menyebar.
Sebenarnya, variasi pola permukiman tersebut di etas, pada dasarnya sama dalam memberikan klasifikasi, hanya saja mereka belum memberikan kelas-kelas pola permukiman secara konkrit batas-batasnya Pembedaan pola tersebut oleh Bunce (1982) dianggap tidak kuat atau kurang meyakinkan, karena pada jarak bangunan rumah seberapa untuk pola permukiman yang mengelompok, dan jarak antar bangunan seberapa untuk pola menyebar. Hal ini sangat beralasan, mengingat hingga seat itu belum ada kesepakatan tentang jarak minimum antar bangunan rumah untuk pola permukiman menyebar ataupun mengelompok, sehingga tidak dapat digunakan untuk­analisis.
Hal di etas menimbulkan ketidakpuasan bagi pakar-pakar yang akan mengapapli‑
kasikan. Haggett (1970) mengemukakan:
"ketidakpuasan orang membincangkan pola permukiman secara deskriptip, menimbulkan gagasan untuk membincangkannya secara. kualitatif".
Dengan pertimbangan untuk tujuan pembahasan pola permukiman secara kuantitatip tersebut Haggett membedakan pola permukiman menjadi tiga: a) uniform (seragam), b) random (acak), dan c) clustered (mengelompok). Dengan cara demikian pembandingan antara pola permukiman dapat dilakukan dengan lebih baik, bukan saja dari segi waktu, tetapi juga dalam segi ruang. Demikianlah beberapa variasi pola permukiman menurut beberapa penulis, tentu saja masih banyak lagi penulis lain yang membahas variasi pola tersebut, tampaknya secara tegas variasi dalam pembicaraan terakhir itulah yang dapat diukur kriterianya Masalahnya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar